Jumat, 26 November 2010

Bagaimana Mencintai Fisika ?

Oleh: Roniyus MS, S.Si., M.Si.
(Ketua Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung)


Tak Kenal Maka Tak Cinta

Ada sebuah pepatah yang terkenal di negeri ini yaitu tak kenal maka tak sayang atau tak kenal maka tak cinta, pepatah ini memberikan informasi kepada kita bahwa kita tidak akan pernah bisa mencintai sesuatu apabila kita tidak pernah mengenal sesuatu tersebut secara baik. Sebagai contoh kita tak akan pernah mencintai seseorang apabila kita tak pernah mengenalnya secara baik sebelumnya, kita tak akan pernah mencintai suatu produk jika kita tak pernah mengenal produk tersebut sebelumnya dengan baik, bahkan kita tak akan pernah bisa mencintai Allah SWT dengan sebenar-benarnya cinta jika kita tak pernah mengenal-Nya dengan baik melalui ciptaan dan firman-firman-Nya. Demikian pula kita hanya bisa mencintai fisika jika kita mampu mengenal secara baik fisika tersebut.


Apa itu fisika ?

Untuk bisa mencintai fisika maka marilah sekarang kita mencoba mengenal apa sebenarnya fisika itu ? Fisika adalah bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari sifat-sifat benda mati yang menjadi anggota dari alam semesta ini, mulai dari yang berukuran paling besar sampai yang berukuran paling kecil, mulai dari yang memiliki energi paling kecil sampai yang memiliki energi paling besar. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam, sesungguhnya fisika merupakan ilmu yang mendasari pengembangan teknologi yang ada sekarang, bahkan beberapa ilmu dasar lain seperti kimia (KIMIA FISIKA) dan biologi (BIOFISIKA) juga membutuhkan fisika. Bahkan beberapa tahun terakhir ini, mulai berkembang sebuah cabang ilmu baru dalam fisika yang dikenal dengan EKONOFISIKA, yaitu ilmu fisika yang digunakan dalam bidang ekonomi untuk menganalisa pergerakan pasar, valuta dan lain sebagainya. Di lain pihak fisika membutuhkan matematika sebagai alat untuk menjelaskan fisika itu sendiri secara kuantitatif.


Untuk apa fisika dipelajari?

Segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia tentunya memiliki tujuan-tujuan tertentu. Tujuan manusia mempelajari fisika adalah untuk mengetahui rahasia-rahasia Sang Pencipta yang tersembunyi di balik fenomena-fenomena yang terjadi di alam semesta. Bukan sekedar hanya mengetahui saja, namun lebih dari itu manusia berkeinginan memanfaatkan fenomena-fenomena alam tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat baginya dan orang lain dalam menjalani kehidupan ini. Jika seseorang mempelajari fisika dengan sebenar-benarnya maka orang tersebut akan sampai pada sebuah pengakuan bahwa Maha Besar Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta ini penuh dengan rumusan2 rumusan matematis yang sangat kompleks, tidak ada satu pun ciptaan-Nya dalam alam semesta ini
yang diciptakan dengan sia-sia.

Selain itu, seseorang yang mempelajari fisika dengan sungguh-sungguh dapat memanfaatkan ilmu fisika yang dimilikinya tersebut bukan hanya untuk pengembangan ilmu fisika tetapi juga dapat diaplikasikannya pada bidang-bidang ilmu lain yang terkait seperti teknik dan ilmu-ilmu dasar lainnya. Bahkan seorang lulusan fisika juga dapat bekerja pada bidang yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan fisika seperti perbankan. Hal ini sangat dimungkinkan, karena mahasiswa yang studi di FMIPA pada umumnya dan Jurusan Fisika pada khususnya diharapkan memiliki kemampuan berlogika yang baik sehingga setelah selesai dari studinya mereka dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang muncul di sekitarnya yang terkait dengan fisika atau yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan fisika.


Mengapa fisika penuh dengan rumus-rumus yang sangat rumit?

Fisika dapat disajikan secara kuantitatif (dengan formulasi yang jelas) dan dapat pula disajikan secara kualitatif (tanpa formulasi yang jelas). Jika fisika hanya disajikan secara kualitatif saja maka fenomena alam yang ditemukan oleh manusia tidak dapat dikembangkan lebih lanjut lagi menjadi sebuah teknologi yang bermanfaat. Contoh : berdasarkan sebuah pengamatan didapatkan bahwa air yang dipanaskan pada akhirnya akan mendidih, sebuah kesimpulan kualitatif menyebutkan bahwa “air mendidih ketika air tersebut memiliki panas yang luar biasa”, jika hasil pengamatan ini tidak dirumuskan secara kuantitatif maka sifat air yang dapat mendidih ini tidak dapat dimanfaatkan untuk membuat sebuah teknologi yang bermanfaat. Tetapi jika fenomena mendidihnya air tersebut dirumuskan secara kuantitatif yaitu “air mendidih pada suhu tertentu yaitu 100oC”, maka fenomena mendidihnya air ini dapat digunakan untuk mendirikan sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Jadi fisika bukan matematika, matematika adalah bahasa yang digunakan oleh fisika untuk menyajikan fenomena-fenomena alam tersebut secara kuantitatif, namun fisika tidak bisa hidup tanpa kehadiran matematika. Bahkan beberapa aksioma-aksioma yang dibangun dalam matematika ternyata diperkenalkan pertama kali oleh ilmuwan-ilmuwan fisika, misalnya seorang fisikawan terkenal seperti Sir Isaac Newton adalah orang yang pertama kali mengajukan konsep diferensial dalam kalkulus, kemudian dikembangkannya lagi menjadi integral. Kenapa seorang fisikawan bisa menghasilkan konsep-konsep yang sekarang dipakai dalam matematika, hal ini dikarenakan fenomena-fenomena alam yang ada di fisika membutuhkan penjelasan-penjelasan matematis untuk dapat disajikan secara kuantitatif, ketika alat (konsep matematika) untuk menjelaskan fenomena alam tersebut tidak dijumpai maka hal ini mendorong seorang fisikawan untuk merumuskan sendiri konsep matematika tersebut.


Bagaimana caranya fisika dikembangkan?

Ketika ilmu fisika dilahirkan, pengembangannya diawali dari penemuan tentang fenomena-fenomena yang terjadi di alam semesta. Dari penemuan-penemuan itu kemudian diteliti proses sebab akibat yang terkandung dalam setiap penemuan tersebut. Setelah diketahui dengan pasti semua proses 3 sebab-akibat yang ada dalam setiap penemuan tersebut, kemudian hasil penelitian dari penemuanpenemuan tersebut dirumuskan secara teoretis. Jika rumusan teoretis tersebut dapat dibuktikan kebenarannya maka rumusan teoretis tersebut dikukuhkan sebagai sebuah hukum alam, sehingga tidak lagi berstatus sebagai sebuah teori saja. Contoh-contoh pengembangan ilmu fisika yang melalui prosesproses tersebut di atas adalah Hukum Newton tentang gerak, Hukum Gravitasi Newton, Hukum Archimedes, Hukum Pascal dan lain sebagainya.

Dewasa ini pengembangan atau penelitian/riset mengenai fisika tidak harus melalui proses yang telah disebutkan di atas. Riset mengenai fisika dapat dibagi menjadi tiga kelompok riset yaitu riset di bidang fisika teori, fisika komputasi dan fisika eksperimen. Cabang-cabang ilmu fisika seperti fisika material, fisika instrumentasi, geofisika, fisika inti, optika, astrofisika, kosmologi, biofisika dan lain sebagainya dapat dikembangkan dengan tiga metode riset tersebut.

Untuk sebuah tema riset fisika teori biasanya diawali dengan tinjauan mengenai kondisi terkini dari penelitian tentang tema tersebut (state of the art). Tetapi dapat juga tidak diawali dengan state of the art dari tema riset tersebut, artinya seorang fisikawan dapat saja melahirkan sebuah teori baru yang sama sekali belum pernah dibahas sebelumnya. Riset di bidang fisika teori ini juga dapat ditujukan untuk melanjutkan riset sebelumnya, untuk mengoreksi penemuan sebelumnya atau untuk menjelaskan tinjauan teoretis dari sebuah fakta eksperimen. Riset seperti ini tidak memerlukan peralatan laboratorium sebagaimana riset di bidang fisika eksperimen yang akan dijelaskan kemudian. Namun riset ini membutuhkan literatur-literatur yang terkait dengan tema riset yang akan dikerjakan. Hasil dari riset jenis ini berupa sebuah teori, teori tersebut tetap berstatus sebagai teori selama belum terbukti kebenarannya secara eksperimen, karena eksperimen merupakan hakim yang akan menentukan apakah sebuah teori benar atau tidak. Walaupun demikian, riset ini sudah dapat dinilai benar jika menggunakan dasar fisika yang sudah baku dan melalui proses-proses perhitungan yang sudah baku juga. Terkadang hasil dari riset ini memerlukan komputer sebagai alat untuk memvisualisasikan atau mensimulasikan hasilnya, dari hasil visualisasi tersebut maka dapat diperkirakan hasil yang akan diperoleh manakala riset ini dibuktikan secara eksperimen. Kendala riset ini terjadi ketika formulasi matematika yang standar tidak dapat diterapkan secara langsung untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, sehingga diperlukan modifikasi penggunaan formulasi matematikanya.

Riset fisika komputasi adalah riset yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam fisika dengan menggunakan metode komputasi atau dikenal juga dengan metode numerik. Riset ini dibutuhkan karena tidak semua permasalahan-permasalahan yang ada dalam fisika dapat diselesaikan secara analitik tetapi hanya dapat diselesaikan secara numerik. Jadi riset ini berbeda dengan riset fisika teori yang hanya menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk proses visualisasi hasilnya, karena riset fisika komputasi ini didahului dengan penggunaan metode-metode numerik di dalamnya. Riset jenis ini selain membutuhkan literatur-literatur yang terkait dengan tema yang akan dikerjakan, juga membutuhkan seperangkat komputer yang memadai untuk kepentingan riset tersebut.

Kendala riset ini terjadi ketika metode numerik yang sudah ada tidak bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, sehingga diperlukan metode numerik baru untuk menyelesaikannya. Riset fisika eksperimen adalah riset yang pelaksanaannya dalam bentuk percobaan langsung di ruang laboratorium atau di laboratorium alam. Riset jenis ini dapat menghasilkan sebuah penemuan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Selain itu riset ini juga dapat berupa pembuktian dari sebuah hasil riset fisika teori. Riset jenis ini membutuhkan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan riset tersebut, kendala riset ini terletak pada masalah-masalah di seputar peralatan riset tersebut atau kondisi alam yang kurang bersahabat (untuk riset di laboratorium alam).


Bagaimana caranya memahami fisika?

Sebenarnya fisika tidak terlalu sukar untuk dipahami, karena fisika bisa dipahami dengan logika yang baik. Banyak cara untuk memahami fisika. Setidaknya ada dua cara untuk dapat memahami fisika:

1. Mengamati fenomena-fenomena alam yang terjadi di alam terbuka atau di ruang laboratorium, merumuskan fenomena alam tersebut secara kuantitatif dan akhirnya meramalkan hal-hal yang belum teramati dan terkait dengan fenomena alam tersebut. Misalnya mengamati fenomena pemantulan dan pembiasan cahaya di bidang batas antara air dan udara, mengumpulkan datadatanya lalu merumuskan hubungan antar besaran-besaran yang terkait dalam proses pemantulan dan pembiasan tersebut sehingga didapatkan rumusan yang sama seperti Hukum Snell, kemudian meramalkan kejadian pemantulan dan pembiasan lainnya dengan sudut datang yang berbeda-beda menggunakan rumusan yang sudah dibuat tadi, akhirnya ramalan tersebut dibuktikan lagi secara eksperimen. Cara memahami fisika seperti ini sangat efektif karena langsung berinteraksi dengan obyek fisika itu sendiri. Namun cara ini seperti ini tidak selalu bisa dilakukan untuk semua fenomena alam, karena ada beberapa fenomena alam yang tidak bisa diamati di ruang laboratorium biasa (di sekolah atau di perguruan tinggi karena keterbatasan alat eksperimen) dan tidak bisa diamati pula secara langsung di alam terbuka, misalnya fenomena alam yang terjadi di luar
angkasa. Untuk fenomena sejenis ini diperlukan cara yang lain, yaitu cara kedua.

2. Cara kedua untuk memahami fisika adalah dengan mempelajari fenomena-fenomena alam yang sudah ditulis oleh para fisikawan dalam buku-bukunya. Hendaknya semua penjelasan yang ada di setiap buku-buku fisika tersebut dibaca dan dipahami secara menyeluruh hingga ke akar-akarnya. Kekeliruan yang sering dilakukan oleh para siswa dan mahasiswa dalam mempelajari fisika yaitu mereka hanya menghafal rumus-rumus fisika yang ada dalam buku-buku fisika tersebut, mereka tidak pernah membaca penjelasan-penjelasan (dalam bahasa Indonesia atau Inggris) yang ada dalam buku-buku tersebut. Kalau pun mereka sudah membaca penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh penulis tetapi mereka tidak pernah mencoba memahaminya dengan logika yang benar. Mereka juga tidak pernah mencoba mempelajari dan menjabarkan sendiri rumusan-rumusan matematis yang ada dalam buku-buku tersebut. Hal ini menumbuhkan kesan bagi para siswa atau mahasiswa bahwa fisika hanya berisikan rumus-rumus yang rumit dan harus dihafalkan untuk bisa mendapatkan nilai yang baik. Kekeliruan ini terkadang tidak hanya milik siswa atau mahasiswanya saja, tetapi juga disumbang oleh kekeliruan beberapa orang guru atau dosen yang hanya mengajarkan fisika dalam bentuk rumusan-rumusan final tanpa disertai tafsir dan dasar fisika yang jelas untuk memperoleh rumusan-rumusan tersebut.

Jika konsep-konsep yang terkandung dalam fisika sudah dapat dipahami secara mendalam dan menyeluruh, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan untuk lebih memantapkan pemahaman tersebut adalah mencoba menyelesaikan berbagai macam permasalahan-permasalahan (soal-soal) yang terkait dengan konsep tersebut. Hal ini penting dilakukan karena kemampuan memahami konsep yang tidak diikuti dengan pengalaman menyelesaikan permasalahan menggunakan konsep tersebut hanya akan melahirkan insan-insan yang tahu teori tetapi tidak tahu cara menyelesaikan sebuah masalah fisika. Sebaliknya, keinginan yang besar untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan fisika namun tidak pernah diawali dengan pemahaman konsep fisika yang besar, merupakan sebuah kemustahilan. Jadi pemahaman konsep dan pengalaman menyelesaikan masalah merupakan dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan dan harus dilakukan oleh seseorang untuk dapat memahami fisika secara terintegrasi.


Akhirul Kalam

Jika fisika sudah dapat dikenal dan dipahami secara baik, mendalam dan menyeluruh maka pemahaman tersebut akan berlanjut pada kecintaan terhadap fisika. Kecintaan pada fisika akan berdampak pada bertambahnya keyakinan tentang adanya Zat Yang Maha Besar dan Agung yang menciptakan alam semesta beserta isinya ini. Berdampak pula pada munculnya pemikiran untuk mengembangkan fisika tersebut menjadi sebuah teknologi yang bermanfaat bagi orang banyak, bangsa dan negara, sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang mandiri terlepas dari ketergantungan teknologi pada negara lain. Sebagai penutup dari makalah ini, marilah kita menyadari bersama bahwa “SCIENCE
TODAY, TECHNOLOGY TOMORROW”.


Sumber :
http://blog.unila.ac.id/roniyus/files/2009/10/bagaimana-mencintai-fisika_1.pdf

Mengapa Fisika itu Sulit?

Minggu, 04 April 2010


Sebelum kita sampai ke pertanyaan ini mari kita bayangkan apa jawaban siswa SMA saat ada yang bertanya: Apa pelajaran yang paling dibenci di sekolah? Ya, sebagian besar dari siswa tersebut pasti akan menjawab secara spontan dan serempak: Fisika!

Kalau Anda tidak percaya coba kita ingat-ingat kembali bagaimana kita dulu ketika sekolah menghadapi pelajaran fisika. Pasti yang kita alami adalah kisah sedih di hari Minggu (eh salah!) maksudnya tidak menyenangkan. Ingatan kita tentang fisika selalu dipenuhi dengan duka dan sedih (nggak ada senangnya sama sekali!).

Ada yang gurunya galak. Ada yang gurunya cuek, sering bolos, dihukum guru karena nggak ngerjain PR, dan lain-lain. Begitu bukan (hayo ngaku aja deh!). Jadi, pertanyaan di atas: "mengapa mereka tidak suka (benci) pelajaran fisika?" Memang pantas dikemukakan dan dianalisis.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pelajaran fisika adalah salah satu pelajaran yang paling dihindari di sekolah. Khususnya tingkat SMA. Banyak kisah-kisah yang tidak menyenangkan yang terjadi saat menjalani pelajaran fisika di sekolah sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Keadaan ini sungguh ironis mengingat ilmu fisika adalah salah satu ilmu yang harus dikuasai bagi mereka yang ingin kuliah di perguruan tinggi dalam bidang eksakta (bidang MIPA, kedokteran, teknik, dan ilmu komputer).

Coba kita bayangkan bagaimana sulitnya mahasiswa yang mengambil kuliah di bidang eksakta. Mereka sangat tidak menguasai pelajaran fisika di bangku SMA hanya karena hal-hal yang tidak menyenangkan saat belajar fisika di SMA. Bukankah ini sesuatu yang sangat merugikan?

Selama ini kita juga tidak pernah mau mengakui bahwa pelajaran fisika di SMA adalah sulit. Kita selalu mengatakan tidak ada pelajaran yang sulit kalau pelajaran tersebut dipelajari dengan rajin dan sungguh-sungguh tanpa pernah mau melihat bagaimana sulitnya siswa SMA mempelajari dan memahami pelajaran fisika di sekolah. Bisa jadi karena sulitnya memahami fisika itulah yang menyebabkan mereka membenci pelajaran fisika.

Sekarang, coba kita tengok buku pelajaran fisika yang dipakai oleh anak SMA sebagai sarana memahami pelajaran fisika. Walaupun penampilan fisik buku pelajaran itu sangat menarik tetapi tidak demikian halnya dengan isinya. Apabila kita terkagum-kagum dengan penampilan buku itu jangan kaget kalau Anda tidak akan mampu berlama-lama membaca buku fisika itu karena susahnya dan tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan kehidupan sehari-hari.

Tanpa kita sadari kita telah membiarkan siswa SMA mempelajari pelajaran fisika yang sulit itu. Di sini kita juga perlu pahami juga bahwa mereka tidak hanya belajar pelajaran fisika saja. Tetapi, mereka juga harus belajar pelajaran lain yang tingkat kesulitannya tidak kalah dengan pelajaran fisika seperti matematika.

Pernahkah kita bayangkan bagaimana sulitnya hal ini? Bukankah ini sama halnya dengan membiarkan mereka. Atau bahkan memaksa mereka menelan sesuatu yang keras dan pahit yang mereka sulit untuk menelannya?

Berdasarkan pengalaman penulis yang selama ini menggeluti pendidikan fisika ada dua faktor yang bisa dikemukakan berkaitan dengan pertanyaan sebagai judul tulisan ini. Guru dan kurikulum fisika di sekolah.


Guru Sebagai Ujung Tombak

Kita harus berani mengakui bahwa guru berperan besar dalam menjadikan pelajaran fisika sulit dan tidak menarik minat siswa untuk mempelajarinya. Fakta ini didukung oleh pendapat banyak siswa sekolah yang pernah penulis temui.

Dari pengalaman siswa tersebut penulis mendapati banyak guru fisika yang tidak punya motivasi dan semangat untuk mengajar pelajaran fisika. Entah karena malas atau kurang menguasai materi pelajaran, sering guru tidak hadir di kelas dan kalaupun hadir tidak memberikan pelajaran sesuai dengan waktu yang tersedia.

Sering waktu pelajaran di kelas diisi dengan mencatat ataupun mengerjakan tugas tanpa siswa diberi wawasan secukupnya tentang materi tersebut. Ini bisa jadi terjadi pada semua pelajaran bukan hanya pelajaran fisika saja.

Ada juga guru yang untuk menutupi kemalasannya dan ketidakmampuannya menguasai materi memberikan tugas kepada siswa untuk merangkum materi pelajaran atau membuat makalah dengan topik materi pelajaran yang akan diajarkan. Dengan siswa telah membuat rangkuman atau makalah guru menganggap siswa sudah mempelajari materi tersebut dan menganggap siswa sudah mampu menjawab semua pertanyaan yang berkaitan dengan materi tersebut. Wow, hebat sekali ya! (Jadi, ngapain aja tuh guru?).

Guru yang lainnya, untuk menutupi kemalasannya dan kekurangannya, ada yang memanfaatkan otoritasnya dengan bersikap galak kepada siswa. Ini diharapkan dapat menarik perhatian siswa terhadap pelajaran yang diajarkannya sehingga guru akan lebih leluasa mengajarkan materi pelajaran.

Tetapi, sikap ini malah menambah kebencian siswa kepada guru sekaligus juga terhadap pelajarannya. Menurut pengamatan penulis kebanyakan guru yang mengajar fisika dianggap sebagai guru killer karena galak dan memanfaatkan otoritasnya untuk mendapatkan perhatian siswa.

Ini adalah salah satu alasan kenapa pelajaran fisika tidak disukai. Apakah seperti ini sikap guru yang sesungguhnya?

Wajar saja kalau pelajaran fisika dianggap sulit. Lha wong gurunya saja tidak pernah memberikan pelajaran sama sekali dan lebih suka marah-marah ketimbang mengajar. Dari mana siswa mendapat tambahan pengetahuan kalau bukan dari guru? Padahal guru bertanggung jawab untuk mengantarkan siswa memahami pelajaran dan membimbing siswa untuk menerapkan pelajaran yang diajarkannya.

Berdasarkan pengalaman penulis sebenarnya banyak cara, metode, dan sarana yang bisa dijadikan bahan dalam mengajarkan materi fisika sehingga dapat menjadi lebih mudah. Sebagai contoh ketika mengajarkan materi termodinamika. Seorang guru dapat menganalogikan hukum termodinamika I dengan krupuk yang sedang digoreng.

Krupuk yang digoreng (diberi panas) akan mengalami perubahan volume (membesar) dan kenaikan suhu. Ini sesuai dengan hukum termodinamika I bahwa Q = "916;U + P."916;V (panas Q mengakibatkan kenaikan suhu (energi dalam) "916;U dan pertambahan volume P."916;V). Bukankah cara ini lebih efektif? Dan banyak lagi contoh yang bisa dipakai.

Tidak pantas bagi seorang guru yang membiarkan siswanya tidak mendapat tambahan pengetahuan. Dan, kebanggaan bagi guru yang mampu menanamkan pengetahuan kepada siswanya dan pengetahuan itu bermanfaat bagi kehidupan di masa yang akan datang.

Jadi, kepada guru fisika marilah kita perbaiki sikap dan metode pengajaran yang selama ini kita jalankan dalam mengajarkan fisika. Dengan memperbaiki sikap dan metode pengajaran kita adalah salah satu jalan untuk membuat pelajaran fisika itu lebih disenangi dan mudah bagi siswa.


Kurikulum Sebagai Pedoman (Kitab Suci)

Tidak salah lagi. Kurikulum adalah salah satu penyebab pelajaran fisika menjadi sangat sulit dan karenanya kurang disukai siswa. Kurikulum fisika yang ada tidak seharusnya diberikan pada tingkatan sekolah menengah.

Karena menurut kurikulum ini materi pelajaran yang harus diberikan sangat banyak dan terlalu sulit jika dilihat bahwa jam pelajaran yang tersedia sangat terbatas dan siswa pun tidak hanya belajar fisika. Siswa juga harus belajar matematika, biologi, kimia, agama, ekonomi, sejarah, dan lain-lain. Jadi, sangat tidak bijak apabila siswa dipaksakan (dijejali) untuk memahami semua materi yang ada di kurikulum.

Materi yang harus dipelajari oleh siswa tentang fisika begitu banyak dan mendetail yang masih perlu dipertanyakan. Haruskah materi ini diajarkan pada tingkat sekolah menengah.

Perubahan kurikulum pada dasarnya tidak banyak mengubah materi pelajaran fisika. Hanya mengubah susunan atau struktur materi pelajaran. Perubahan kurikulum tidak pernah sama sekali menyentuh hal apakah materi ini layak dan harus diajarkan pada tingkat sekolah menengah.

Pelajaran fisika yang selama ini kita pelajari di tingkat sekolah menengah seharusnya dipelajari di tingkat yang lebih tinggi (apa karena ini siswa kita banyak yang menggondol medali emas olimpiade fisika?).

Kurikulum yang ada selama ini hanya mampu diikuti oleh segelintir siswa saja yang mampu. Sedangkan sebagian besar siswa tidak dapat mengikuti apa yang ada di kurikulum. Seharusnya kurikulum dibuat untuk dapat diikuti oleh semua siswa. Tidak hanya oleh segelintir siswa yang pintar saja.

Berdasarkan pengalaman penulis untuk menjelaskan satu bagian (misalnya hukum termodinamika I) saja dibutuhkan waktu yang cukup lama. Dan belum tentu bisa dipahami oleh semua siswa karena kemampuan masing-masing siswa berbeda-beda. Akibatnya, tidak cukup waktu yang tersedia untuk menyelesaikan seluruh materi yang ada dalam kurikulum.

Akan tetapi, karena kurikulum telah dijadikan pedoman dan bahkan seolah-olah bagaikan kitab suci yang wajib digunakan, kekurangan-kekurangan yang ada dalam kurikulum tidak bisa diganggu gugat. Ini menjadi beban tersendiri buat guru dan siswa.

Menurut pandangan penulis pelajaran fisika seharusnya diarahkan untuk dapat membantu memecahkan masalah yang sering timbul dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran fisika bukan sekedar membahas seluruh aspek dari hukum-hukum fisika secara detil sekaligus menyelesaikan semua perhitungan yang berkaitan dengan hukum tersebut tanpa siswa mengetahui apa manfaat yang nyata dari hukum-hukum tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Bisa dikatakan kurikulum yang ada kurang membumi yang membuat siswa kurang berminat mempelajarinya. Kurikulum yang terlalu padat dan kurang membumi diperparah oleh ketersedian buku sebagai pegangan guru dan siswa dalam pengajaran fisika di sekolah. Ya, harus diakui bahwa buku pelajaran adalah salah satu elemen penting dalam proses pendidikan di sekolah tak terkecuali dalam pelajaran fisika.

Di atas telah disebutkan bahwa buku fisika sebagai pengantar memahami pelajaran fisika yang ada tidak representatif. Ini bukan berarti penulisnya yang salah ataupun penerbit yang tidak bertanggung jawab.

Penulis maupun penerbit merasa mereka telah membuat buku sesuai dengan kurikulum yang terbaru (kurikulumnya aja ngga jelas!). Dan mereka beralasan buku yang tidak sesuai kurikulum (walaupun lebih membumi dan lebih bisa dibaca (ada ngga ya!) tidak akan laku dijual.

Buku yang sedianya menjadi salah satu elemen penting dalam pendidikan telah terperangkap dalam bisnis semata. Seolah-olah mengabaikan aspek pendidikan. Praktik bisnis ini membuat tidak ada penerbit yang berani membuat buku yang lepas dari pakem dan belenggu kurikulum sehingga buku tersebut bisa lebih membumi dan mudah dipahami.

Salah satu ganjalan lain berkaitan dengan kurikulum yang membuat pelajaran fisika menjadi terlihat sulit adalah adanya ujian nasional (UN) sebagai standar kelulusan. Pelajaran fisika (atau sains pada umumnya) yang sedianya dapat dieksplorasi menjadi lebih menarik terbentur oleh batasan-batasan standar ujian nasional.

Dengan adanya batasan-batasan ini guru menjadi terbelenggu dan membatasi pengajarannya hanya pada materi yang diprediksi akan keluar dalam UN. Pengajaran fisika yang dapat diarahkan agar lebih menarik digantikan oleh pembahasan soal-soal untuk menghadapi UN.
Keindahan ilmu dan penerapan fisika serta merta akan tertutup oleh kekhawatiran bagaimana menyelesaikan soal UN dengan benar.

Tentu saja siswa akan merasa bosan dengan metode pengajaran seperti ini. Tapi, apa boleh buat daripada tidak lulus UN bisa berabe (mau ditaruh di mana muka gue kalo ngga lulus UN!).

Dengan argumen yang telah dipaparkan di atas akankah kita diam saja membiarkan praktik semacam ini berlangsung terus? Penulis yakin apabila pelajaran fisika bisa diarahkan agar lebih membumi dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari akan lebih mudah untuk memahami pelajaran fisika.

Dengan demikian guru juga lebih mudah untuk mengajarkan pelajaran fisika kepada siswa. Dan, pada saat itu tidak akan ada lagi ungkapan bahwa fisika itu sulit.

Dan, karena ilmu fisika merupakan ilmu dasar yang menjadi landasan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi usaha untuk menjadikan fisika lebih familiar dan akrab buat siswa adalah langkah strategis. Diperlukan usaha yang terpadu dan sungguh-sungguh dalam langkah strategis ini yang meliputi pembenahan guru dan kurikulum.

Bayu Sapta Hari
Sukma Jaya Depok

Sumber :
http://suarapembaca.detik.com/read/2008/08/20/082305/991245/471/mengapa-fisika-sulit
20 Agustus 2008

Sumber Gambar:
http://mset.rst2.edu/portfolios/l/litwinka_k/

Kunjungi Masjid Terbesar Dunia, Ratu Inggris Dengarkan Al-Qur’an

26/11/2010 — Dunia pesantren

Ratu Elizabeth II melihat ketika para gadis membaca Al-Qur’an di Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi, UEA. Seperti halnya Gubernur Tertinggi dari Gereja Anglikan, Ratu Eizabeth dianggap pimpinan pertama dari agama lain yang secara resmi mengunjungi Masjid Sheikh Zayed. (Foto: Getty Images)

ABU DHABI (Berita SuaraMedia) – Ratu Britania Raya Elizabeth II melakukan tur di salah satu dari Masjid terbesar pada Rabu (24/11) waktu setempat dalam kunjungan negara pertamanya di lebih dari 30 tahun ke Uni Emirat Arab, sebuah negara dengan ikatan yang dalam dengan Inggris.

Ratu berusia 84 tahun tersebut mengenakan sebuah topi putih yang ditutupi dengan sebuah selendang emas di Masjid Agung Sheikh Zayed, bagian dari sebuah komplek batu marmer besar yang teridri dari makam Almarhum Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, presiden pertama dari Uni Emirat Arab setelah negara tersebut memperoeh status kenegaraannya mengikuti lebih dari 100 tahun sebagai sebuah daerah perlindungan Inggris.

Ratu tersebut ditemani oleh suaminya, Pangeran Philip, dan pemimpin Emirat, berhenti untuk sesaat di luar Masjid untuk melepaskan sepatunya. Pakaiannya untuk kunjungan tersebut juga termasuk sarung tangan putih dan sebuah baju putih sepanjang pergelangan kaki dengan jas. Ia tidak membuat komentar apapun ketika para jurnalis menjadi penonton.

WAM, kantor berita Emirat, mengatakan bahwa ratu tersebut mengingat kembali Sheikh Zayed dan berkeliling halaman Masjid, kolom marmer dan kubah di dalam Masjid.

Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip juga menghadiri bagian dari sesi pembacaan Kitab Suci Al-Qur’an untuk para siswa Masjid tersebut, kantor berita WAM mengatakan.

Seperti halnya Gubernur Tertinggi dari Gereja Anglikan, Ratu Eizabeth dianggap pimpinan pertama dari agama lain yang secara resmi mengunjungi Masjid Sheikh Zayed, WAM mengatakan.

“Kunjungan ini oleh pimpinan Gereja inggris ke Masjid Agung Sheikh Zayed adalah cerminan dari dialog multi-agama dan toleransi yang adalah umum bagi keduanya, UEA dan Inggris,” kedutaan Inggris mengatakan.

Pangeran Andrew, Duke of York, telah berada di UEA dan menyambut ibunya atas kedatangannya, kantor berita BBC mengatakan.

Delegasi Ratu tersebut juga termasuk Menteri Luar Negeri Inggris William Hague – menggarisbawahi pentingnya strategi kawasan.

Hubungan-hubungan historis pada kawasan tersebut membentang kembali pada abad ke-19. UEA menjadi sebuah negara pada tahun 1971 setelah lebih dari satu abad di bawah perlindungan Inggris sebagai bagian dari sebuah gencatan senjata untuk melindungi kapal-kapal yang melayari pentingnya rute perdagangan untuk India.

Britania Raya juga memainkan sebuah peranan kunci dalam membangun militer UEA dan institusi lainnya.

Kunjungan terakhir Ratu tersebut di UEA adalah di tahun 1979 sebelum negara tersebut menjalankan sebuah perluasan ekonomi yang mengesankan yang telah menarik banyak pekerja dan perusahaan dari seluruh dunia, termasuk lebih dari 100.000 warga negara Britania Raya dan 4.000 bisnis Inggris.

Ratu Elizabeth berencana untuk melakukan kunjungan negara pada Kamis (25/11) waktu setempat ke negara tetangga Oman.

Di Abu Dhabi, Menteri luar negeri Inggris diharapkan untuk menandatangani sejumlah pakta termasuk dalam sebuah kesepakatan kerja sama nuklir dengan para pemimpin Emirat tersebut. Rekator nuklir Emirat pertama dibangun oleh konsorsium Korea Selatan dengan tahap pertama diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2017.

Dalam sebuah pukulan yang nampak di kebuntuan nuklir Iran dengan Barat, Hague memuji program nuklir UEA “berdasarkan transparansi dan kerjasama internasional.”

“Ini adalah sebuah contoh yang kami akan dorongkan kepada negara lainnya di Timur Tengah untuk meniru UEA,” ia menulis di kantor berita Gulf News yang berbasis di Dubai pada Rabu waktu setempat.

Jadwal ratu tersebu di UEA memasukkan peluncuran secara resmi sebuah proyek untuk sebuah Museum Nasional, yang dikembangkan oleh para rekan-rekan di Museum Inggris. (ppt/msn) www.suaramedia.com

Jadi Saksi Pembakaran Al-Qur’an Gadis 15 tahun

27/11/2010 — Dunia pesantren


ILUSTRASI: Sikap pelecehan terhadap Islam dan Muslim kian membara di beberapa penjuru dunia. Yang paling menonjol adalah serangkaian aksi pembakaran terhadap Kitab Suci Al-Qur’an yang tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, namun juga remaja. (Foto: Ali Fuhrer)

SANDWELL, Birmingham (Berita SuaraMedia) – Seorang gadis 15 tahun telah ditahan atas kecurigaan membangkitkan kebencian keagamaan setelah diduga membakar sebuah versi bahasa Inggris Al-Qur’an – kemudian memposting gambar video dari tindakan tersebut di Facebook.

Remaja tersebut, dari distrik Sandwell Birmingham, mengambil gambar videonya yang sedang membakar kitab suci umat Muslim tersebut di kompleks bangunan sekolahnya. Kepolisian telah mengkonfirmasi insiden tersebut dan dilaporkan ke pihak sekolah dan sejak itu video tersebut telah disingkirkan dari situs jejaring sosial tersebut.

Seorang pemuda 14 tahun ditahan pada Selasa (23/11) waktu setempat atas kecurigaan membuat ancaman pada Facebook. Kedua remaja tersebut telah dibebaskan atas jaminan kepolisian.

Kejadian tersebut datang hanya dua setengah bulan setelah enam orang ditahan setelah memfilmkan diri mereka sendiri menyiram Al-Qur’an dengan sebuah bahan bakar dan menyulut api di belakang sebuah pub di Tyneside.

Dapat dimengerti bahwa kelompok yang mempublikasikan versi Al-Qur’an yang dibakar tersebut telah mengunjungi sekolah tersebut untuk berbicara dengan para murid tersebut.

Sejumlah kejadian pembakaran Al-Qur’an dewasa ini mengikuti pastur asal Florida Terry Jones yang menghasut orang-orang untuk membakar salinan dari kitab suci tersebut untuk mengenang korban serangan 9/11.

Ia pada akhirnya mundur dari ancamannya untuk membakar 200 salinan Al-Qur’an setelah diberitahu bahwa para tentara AS yang bertugas di Afghanistan akan mendapatkan resiko yang lebih besar atas tindakannya.

Berbicara tentang insiden terbaru di Birmingham tersebut, seorang juru bicara untuk kepolisian West Midlands mengatakan: “Gadis 15 tahun tersebut ditahan pada Jum’at, 19 November atas kecurigaan membangkitkan kebencian keagamaan. Ia telah dibebaskan dengan jaminan menunda penyelidikan lebih lanjut.

“Seorang pemuda kedua berusia 14 tahun ditahan pada Selasa, 23 November atas kecurigaan membuat ancaman atas Facebook. Ia juga dijamin untuk penundaan penyelidikan lebih lanjut.

“Tim lokal lingkungan tersebut memiliki koneksi kuat dengan sekolah tersebut dan telah bekerja dengan lebih dekat dengan rekanan kunci dari komunitas tersebut dan otoritas lokal untuk menyelesaikan masalah tersebut secara lokal.”

Catherine Heseltine, pejabat pimpinan eksekutif komite urusan publik Muslim, mengatakan bahwa pembakaran Al-Qur’an adalah salah satu tindakan yang paling menyinggung bagi umat Muslim lebih dari apapun yang ia bayangkan.

“Al-Qur’an adalah hal yang paling suci bagi lebih dari satu milyar Muslim di seluruh dunia. Anda dapat melihat hal tersebut dari cara Muslim memperlakukan Al-Qur’an, mencuci tangan sebelum menyentuhnya, dan di banyak rumah Muslim Anda akan menemukan Al-Qur’an berada di bagian atas rak buku di atas semua buku-buku lainnya, dan kami tidak akan pernah menghancurkan bacaan-bacaan Al-Qur’an.”

“Kami percaya bahwa Al-Qur’an adalah kata-kata dari Allah. Bimbingan Allah untuk kita dalam kehidupan ini,” wanita tersebut menambahkan.

Bob Badham, anggota kabinet dewan untuk pendidikan Sandwell, mengatakan bahwa ia telah mengunjungi sekolah tersebut dan percaya bahwa atmosfir tersebut pada umumnya bagus di antara para murid, dan ia tidak percaya ada sebuah masalah yang lebih dalam di daerah tersebut. (ppt/gd) www.suaramedia.com